JALAN CAHAYA MENUJU CINTA SEJATI
Oleh : Fuang Ismail
“ANA AL-HAQ”
Saat kukatakan ANA AL-HAQ Lewat Lidahku
Aku Pasti di Pancung
Jika Kukatakan Lewat Hatiku
Aku Masih Dalam Keraguan
Tapi jika Rasaku Berkata : “ANA AL-HAQ”
Aku adalah orang yang bodoh.
Itu adalah puisi cinta tentang paradigma ANA AL-HAQ yang dicetuskan oleh Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, bagaimana kita sebagai muslim yang hidup pada abad modern ini menyikapi tentang ungkapan tersebut. Beliau telah hidup beberapa abad yang lalu tapi pandangannya tentang Tasawuf masih menjadi percakapan para ahli Islam sampai pada saat ini.
Apakah beliau “SESAT” ?
Atau Al-Hallaj adalah “MURTAD”?
Mari bersama kita menjelajahi pola fikir beliau yang merupakan idola hidup saya, dan saya akan mencoba menarik benang merah terhadap apa yang terjadi pada PENYIKSAAN PAHAM yang dilakukan oleh ahli fiqih pada saat itu pada Tokoh Besar seperti Mansur AL-HALLAJ.
KONSEP ANA AL-HAQ
Jika kita katakan pada orang awam yang baru belajar syari’at Islam tentunya perkataan ini sangat berat dan tentunya tidak bisa diterima oleh akal mereka, karena pengetahuan dan pengenalan mereka terhadap Tuhan masih sangat rendah. Bagaimana mungkin akan mengenal Tuhan jika pengamalan terhadap Syari’at Islam belum dipelajari secara utuh dan Kaffah. Dan inilah yang terjadi pada Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, beliau menyampaikan rahasia Tuhan pada orang yang belum kenal dengan Islam. Dan pada akhirnya beliau dihukum atas perkataan yang sangat kontoversial pada saat itu, tapi jika beliau katakan pada saat ini, dan beliau katakan pada saya, saya akan langsung mencium kaki beliau sebagai tanda penghormatan atas ketinggian ilmu beliau dan cinta beliau kepada Tuhan.
Apa Konsep yang terkandung dari perkataan beliau ?
a. Cinta, Karena cinta yang begitu dalam pada yang dicintainya akhirnya dia memposisikan dirinya sebagai sesuatu yang dia cinta. Ini adalah hal yang sangat lumrah, manifestasi dari rasa cintanya diaplikasikan pada ibadah sempurna yaitu selalu bersama dengan apa yang dicintainya setiap waktu, dengan cara memposisikan diri sebagai Tuhan maka beliau dapat selalu mengingat Tuhan dan selalu bersama Tuhan disetiap waktu dan gerak, dimanapun ia berada selalu bersama Tuhan, disaat jaga dan tidur, disaat sakit dan sehat.
b. Rindu, Karena cinta yang mendalam terhadap tuhan, mengakibatkan kerinduan yang tak terhingga sehingga keluar dari mulut para pecinta perkataan yang terkadang tidak dimengerti oleh para awam, tentunya perkatan-perkataan yang keluar dari para pecinta tersebut hanya dapat dimengerti oleh para pecinta pula, Syech Abdul Qadir Al-Jili mengatakan “jika, Mansur AL-Hallaj hidup pada zamanku, maka akan kujaga dia”. Nah, ini adalah suatu bukti dari rasa cinta yang mengakibatkan rindu yang begitu dalam, sehingga keluar kata-kata yang begitu indh dari mulut para pecinta tersebut, Al-Yazid Al-Busthami “Subhani”……! Apakah yang disucikan beliau adalah Dirinya secara Zahir atau sesuatu yang sanagat dia rindukan.
Jika kedua konsep sederhana tadi dapat kita mengerti dan kita rasakan dengan hati yang penuh cinta, maka kita akan merasakan seperti yang beliau rasakan. Bukan berarti kita menjadi Tuhan, tapi kita selalu bersama Tuhan disetiap tempat, dan setiap waktu. Cinta kadang membuat orang tampak gila dan diluar batas rasional, tapi jika kita mneyelami lautan cinta Allah maka kegilaan bukan hal yang harus ditakuti, tapi saya akan menjadi orang yang sangat beruntung jika bisa mendapatkan predikat “gila” tersebut.
Bagaimana agar tahapan “kegilaan” tersebut dapat menjadi bagian dari diri kita ?
Tentunya banyak cara dan sistem yang perlu dilakukan untuk sampai pada tahapan tersebut. Konsep hanya merupakan kaidah kasar yang bisa memberikan kita pencerahan, tapi semua tergantung pada diri kita masing-masing. Untuk mendalami kedua konsep sederhana tersebut tentunya yang perlu kitalakukan adalah hal sederhana pula, yaitu belajar untuk mencintai Allah dengan ikhlas dan dengan sepenuh jiwa. Karena hanya dengan mengingat Allah dan mencintaiNya maka kita akan selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.
Kecintaan pada sesuatu akan merubah gaya hidup seseorang dan cara pandangnya terhadap hidup ini, saya beri contoh ; ketika kita mencintai seseorang gadis maka yang ada dalam fikiran kita hanya bagaimana dapat bertemu, berbagi dan membahagiakan gadis tersebut. Apapun akan kita lakukan untuknya, dan kita rela berkorban apa saja untuknya, dan kita kan merasa tersiksa jika gadis tersebut dalam kesedihan dan kita berusaha menjadi pejuang untuk menghilangkan kesedihan tersebut dari si gadis tadi.
Lalu, bagaimana jika mencintai Allah, apakah kita akan mengecewakan dan menyia-nyiakan cinta Allah tersebut, atau kita akan menjaga cinta itu sampai sang azal datang pada kita. Tentunya jika kita merasa bahwa kita mencintai Allah, maka kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Kekasih kita, lewat peningkatan ibadah zahir dan bathin. kita akan berjalan di muka bumi ini dengan tersenyum bangga dan kita terlepas dari seluruh ikatan kebendaan, cinta kita murni dan tidak pernah mengharapkan selain dari yang kita cintai. Bercintalah hanya kepada Allah karena hanya dia yang sanggup membalas cinta kita.
Safari cinta akan kita mulai dengan cinta terhadap anugerah Allah yang tiada terhingga. Sesuatu yang sangat indah untuk diucapkan dan kita kenang, yaitu kita semua telah terlahir dari rahim-rahim muslimah. Apa yang akan terjadi dengan diri kita ketika Allah melahirkan kita dari rahim-rahim non muslim, apakah kita dapat menemukan jalan Islam, atau mungkin kita adalah penentang utama Allah dan nabiNya. Ini merupakan warisan yang paling berharga yang telah diberikan orang tua kita kepada kita semua. Seharusnya kita menjaga warisan tersebut dengan mencintai Allah dengan kesungguhan hati dan sepenuh jiwa, anda pasti dapat membayangkan ketika anda dilahirkan dari penyembah berhala, anda pasti akan jauh dari Allah dan hidup dalam kesesatan. Syukur dan istiqamah adalah dua kata yang tepat dalam langkah awal anda mencari cinta sejati anda.
“WARISAN INDAH”
Peliharalah warisan agung yang telah diturunkan oleh orang tuamu yang mulia…
Bukanlah nasab atau harta yang mereka berikan…
Bukan juga ilmu dan rupa yang menawan…
Mereka mewariskan iman dan islam…
Apakah jika orang tuamu yahudi atau nasrani kau masih berada dalam naungan cahaya iman dan islam...?
Atau jika mereka majusi dan penyembah berhala mungkinkah kau menikmati hidup dalam indahnya kebenaran…?
Hargai dan jagalah warisan indah itu seperti istiqamahnya batu karang…
Rawatlah ia dengan kesabaran dari rumput liar yang akan mengurangi keindahan bunga dari Sang Pencipta…
Tempatkan ia dalam sebuah bejana emas agar air mahabbah itu dapat menghidupkan pelita hati yang kau miliki…
Lalu pelita itu kau lapisi dengan berjuta lapisan kaca yang kokoh agar apinya tak pernah padam sampai akhir kehidupan…..
Warisan ini tentunya untuk dipelihara selamanya, kita harus sadar dan tahu benar bahwa akhir dari kehidupan kita hanya dengan sebuah peti mati dan tangisan dari keluarga. Kita terlahir ke dunia diawali dengan tawa bahagia orang tua dan keluarga, tapi ketika kita hilang maka yang ada hanya tangisan dan kesedihan belaka. Warisan itu harus dipelihara dan penuh rasa bangga, dan harus disampaikan kepada seluruh umat manusia. Agama ini adalah Haq, dan seluruh dunia dan seluruh umat manusia memiliki hak yang sama untuk mengetahui bahwa agama ini adalah agama yang haq. Berbicara yakin atau tidaknya seseorang akan agama ini, tapi merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyampaikannya, yakin dan penuh dengan rasa bangga.
“BANGGA DALAM IMAN DAN ISLAM”
Satu hal yang membuat aku bangga menjadi diriku
Bukan ketika aku berkaca atau bukan ketika aku berkata-kata
Aku begitu bangga menjadi seseorang yang diliputi dengan iman dan islam
Aku begitu bersyukur terlahir kedunia menjadi pengikut nabi termulia
Aku sangat bahagia berada dalam indahnya syariat agama
Dan aku begitu terharu dengan persaudaraan yang terajut indah dalm sebuah cinta terhadap Tuhan
Mungkin bukan hanya aku yang merasa hal ini
Karena bukan hanya aku yang hidup dalam cahaya indah ini
Sejatinya seluruh manusia mempunya nurani yang sama
Tapi mereka masih dibutakan oleh pembenaran terhadap kesalahan yang ia yakini bahwa itu adalah sebuah kebenaran.
Andai seluruh manusia merasakan cahaya indah berada dalam iman dan islam
Tentunya alam semesta akan menjadi syurga yang diliputi dengan kenikmatan
Kebanggan ini ingin aku sampaikan pada seluruh manusia
Bahwa iman dan islam bukanlah suatu beban yang harus dipikul
Melainkan sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi seluruh manusia yang percaya akan Allah.
Iman dan Islam adalah cinta yang akan menjaga kita dan memberikan rasa yang tidak ada bandingannya.
Karena hanya dengan iman dan islam kita akan dapat mengenal dan bertemu dengan Tuhan semesta alam.
Kebanggan ini harus dilihat dari perspektif positif, bukan bangga yang negative. Bangga dalam perspektif posotif adalah orang-orang yang menjalankan agamanya dengan benar dan berani menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang tidak pernah ada sedikitpun kesalahan didalamnya. Dan kita bangga bahwa kita akan merasakan apa yang disebut dengan kematian, karena hanya lewat proses tersebut kita akan maju pada level kehidupan yang selanjutnya. Tapi sebagai muslim jangan sampai kebanggan terhadap agama kita ini menjadikan kita menghina dan meremehkan agama-agama lain. Bagaimana mungkin orang lain akan mencintai agama kita, ketika kita tidak mencontohkan jalan-jalan cinta terhadap agama lain. Jangan sampai kita menjadi muslim-muslim yang menghancurkan agama kita sendiri.
“ISLAM”
Argument yang begitu indah keluar dari mulut kecilmu untuk sebuah pembenaran diri dan ego…
Dimana lidah-lidah itu saat agama di injak-injak oleh penganutnya sendiri…
Suara lantang dan keras seperti pecahan kaca di tengah malam ketika kata-kata terbantahkan…
Dimana suara itu saat islam ditinggalkan dan direndahkan oleh munafik islami…
Oh islam…
Kau di injak-injak oleh penganutmu sendiri
Kau ditinggalkan dan direndahkan oleh orang yang mengaku dirinya muslim…
Kapan tiba waktunya islam menjadi islam saat Rasulullah masih ada…
Saat islam dibanggakan dan dijunjung tinggi oleh penganutnya…
Kebanggan terhadap agama itu harus berada dalam koridor yang benar, dan jangan sampai rasa bangga itu menghancurkan agama kita sendiri. Bagaimana mungkin nasrani dan yahudi akan menerima Islam, jika umat Islam penuh dengan rasa benci dan iri. Cinta adalah rasa bangga, dan banggalah dengan agama anda dengan mencintai agama anda.
KEBANGGAAN
Kukalungi laherku dengan Al-Qur’an
Kuhiasi mataku dengan terpejam
Kudengarkan telingaku dengan zikir
Kugelangi tanganku dengan membantu sesama
Kuhabiskan malamku dengan berdiam
Kuhabiskan siangku dengan pencarian
Kujalani hariku dengan kehampaan
Kujelang waktu sampai kematian
Saat waktu berbalik menuntunku
Kearah jalan yang kucari
Pencarian berakhir dengan kebanggaan
Karena telah berjumpa dengan kekosongan
Disisi lain kebanggan itu tidak boleh diaplikasikan dalam kehidupan pribadi anda, anda boleh bangga ketika anda menjadi seorang muslim. Tapi, jangan sampai anda bangga akan derajat keislaman anda karena ilmu dan ibadah anda. Berhati-hatilah dengan rasa bangga, karena kebanggaan anda terhadap sesuatu dapat menjauhkan anda dari Syurga Abadi milik Allah SWT.
“Syurga Abadi”
Hindarkan dirimu dari dosa
Jangan pernah berpecah belah dalam ketaatan
Usah kau ragu terhadap kebenaran Allah
Dan jangn pernah dengki terhadap anugerah makhluk lain
Bertobatlah,,,,
Kembalilah padaNya
Dan jangan pernah jemu untuk memohon ampunanNya.
Kemudian hiasi dirimu dengan ibadah
Dna ikhlaslah terhadap jalan yang ditempuh Nabimu
Sabar dan berpegang teguhlah dalam kepatuhan
Dan saling mencintailah karena Tuhan
Maka Allah akan memberikan Syurga Abadi beserta para nabi
Dan engkau terselamatkan dari Neraka yang menjadi tempat kediaman yang hina.
Tentunya dalam mencapai syurga abadi milik Tuhan, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan. Baik cobaan itu datang dari dalam diri anda sendiri dan dari luar. Makin tinggi pohon, akan semakin tinggi angin yang menerpanya. Analogi ini pasti terjadi juga pada seorang muslim, semakin tinggi derajat keimanannya maka akan semakin banyak cobaan dan ujian yang akan datang kepadanya. Tidak akan mungkin anda dikatakan orang beriman sebelum anda mendapat ujian dan cobaan dari Allah SWT.
“Ujian Makhluk”
Kehidupan Adalah Misteri Indah
Lahir Kedunia Tanpa Harta
Bahkan Nama Hanya Pemberian Saja
Kemudian Tumbuh Menjadi Sosok Sempurna
Berjalan Di Muka Bumi Dengan Gagah Perkasa
Terbuai Dan Terhanyut Akan Perhiasan Dunia
Dan Tak Sadar Usia Mulai Senja
Berjalan Mulai Tertatih
Harta Dunia Mulai Tak Bermakna
Akhirnya Jasad Terbaring Kaku
Tak Punya Daya Kekuatan
Ilmu Sudah Tak Berarti
Kematian Adalah Ghaib Yang Nyata
Bukankah Allah Ciptakan Hidup Dan Mati
Untuk Menguji Siapa Yang Terbaik Dari Para Makhluknya
Ada beberapa hal yang jangan sampai anda lupakan sebagai seorang makhluk, tiga hal penting yang harus selalu anda terapkan menuju jalan cahaya, menuju jalan cinta, menuju kepada sang Maha Cinta sehingga anda menjadi seorang insan sejati.
“INSAN SEJATI”
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Jangan sampai kita tertipu dan terperdaya dengan pesona dunia yang akan tampak indah dan memukau hati, tapi yang ada hanyalah kotoran yang hina dan berbau busuk. Jangan sampai kita tertipu dengan majelis iblis yang menyajikan kenikmatan dunia yang akan menghantarkan kita kepada kebusukan hati kebobrokan iman. Jangan sampai harta dan cinta dunia, membuat kita lupa akan harta dan cinta kita yang sesungguhnya.
“Harta Dan Cinta”
Hai insan-insan yang bodoh
Selama ini engkau telah tertipu
Kau mencintai sesuatu yang fana
Dan kau mengabdi pada benda yang sementara
Hartamu itu seperti kotoran, yang tebarkan bau busuk
Jauhilah kotoran itu
Agar tidak menempel di pakaian muliamu
Cintamu itu hanyalah sampah, Dan pasti akan binasa
Karenanya engkau akan merugi mencintai sesuatu yang mati.
Jika engkau mengaku dirimu berakal
Jauhi kotoran dan sampah itu
Muliakan dirimu seperti engkau dimuliakan Allah
Bebaskan dirimu dari harta dan cinta dunia
Setelah kita tahu apa yang dapat membinasakan diri kita, maka selanjutnya kita harus tahu bahwa kita adalah hamba dari Allah. Seorang hamba seharusnya menjalankan perintah majikan dengan benar dan total. Tidak ada kata lain bagi seorang hamba selain mengikuti perintah majikan dan menjauhi larangan-larangan dari sang majikan.
“HAMBA”
Aku selalu dalam keraguan tentang apa dan siapakah diriku
Pertanyaan itu terus hantui dan ganggu hari-hariku
Aku merasa sendiri dan sepi diantara keramaian
Aku merasa kosong dan tiada arti
Pertanyaan itu ganggu tidurku sudah bertahun-tahun lamanya
Seakan dia adalah bagian dari diriku
Selalu mempertanyakan arah dan sejatinya diri
Kemana harus melangkahkan kaki kecil yang lemah ini
Suatu hari aku bertemu dengan seorang hamba Allah lalu Dia berkata padaku : “Apakah yang membuatmu gusar saudaraku…?”
“aku sedang mencari jati diri dan kemana arah langkah yang harus kulalui agar selalu dalam ridha Allah” Jawabku.
Hamba Allah itu berkata sambil tersenyum lebar : “apa mungkin kau akan mendapat arah hidup jika engkau selalu lari saat petunjuk itu datang dan menghampirimu“.
“Apa maksudmu wahai saudaraku…?” Ujarku sambil merasa kebingungan. Hamba Allah yang begitu saleh dan tawadhu itu berkata padaku dengan nada yang sangat lembut : “saudaraku, keraguan yang selama ini menghantuimu dikarenakan kau berpegang pada selain Allah.. kau berharap akan rizkimu pada manusia, kau sibuk mencari jodoh karena malu terhadap manusia dan kau beribadah hanya untuk muliakan dirimu dihadapan manusia. Sekarang ganti dan muliakan dirimu dan bergantunglah hanya kepada Allah dan kembalilah padanya dengan penuh keikhlasan”.
Sesaat aku terdiam dan membisu mendapat sebuah wejangan yang sudah sering aku dengar tapi tidak pernah aku kerjakan.
Lalu si Hamba tersebut berkata lagi dengan nada yang begitu lembut :”Dirimu adalah Hamba maka perlakukanlah dirimu layaknya seorang hamba agar sang Raja sudi memberikan sesuatu yang kau damba-dambakan.” Lalu dia pergi menghilang seperti angin di kala kekeringan…
Hamba hanyalah hamba
Dan akan selamanya akan menjadi seorang Hamba
Maka Muliakanlah dirimu saat engkau dalam kehambaan itu
Agar engkau dapat menjadi raja untuk dirimu
Seorang hamba pasti berakhir dan kembali pada sebuah istana yang terbuat dari papan, gelap gulita dan tidak ada satu orang pun yang mau menemaninya. Hamba hanya sendiri dan tidak dapat meminta bantuan kepada siapapun juga. Kita hanya sendiri tanpa kekuatan dan kesombongan yang ada.
“Istana Papan”
Hiduplah engkau dengan kemewahan
Habiskan waktumu untuk umbar hawa nafsu
Tinggallah engkau di istana emas dan perak
Dan banggakan dirimu di hadapan manusia
Seolah engkau hidup selamanya
Lalu engkau tersentak…
Saat waktunya telah tiba
Saat ruhmu dipaksa keluar dari jasad yang hina
Lalu engkau terbujur tak berdaya
Padahal baru saja kemaren engkau bersenang-senang
Tapi sekarang engkau sudah terkapar
Ditangisi oleh keluargamu
Kemudian engkau dimandikan, di kafankan, dishalatkan dan engkau dikuburkan
Terbayang dosa yang telah engkau perbuat
Tapi sudah terlambat
Kini engkau sudah di alam barzakh
Yang ada kini hanya engkau dan amalmu
Kemewahan telah meninggalkanmu
Keluarga sibuk membagikan hartamu
Sekarang istanamu hanyalah papan
Dan pakaianmu hanyalah sehelai kain kafan
Engkau tangisi diri
Berharap bisa kembali
Untuk perbaiki amal ibadah
Yang kau lalaikan dan kau lupakan
Tapi saudaraku…..
Engkau sudah terlambat…
Sungguh sudah terlambat
Yang akan kau temui hanya siksa
Sampai hari kebangkitan nanti
Saat seluruh diminta pertanggunggjawaban
Rasa sadar kita untuk kembali kepada Cinta Sejati mungkin akan bertambah besar ketika kita sering mengingat mati, oleh karena itu Rasulullah SAW sering dan menyuruh kita untuk banyak-banyak mengingat mati. Orang yang pintar adalah orang yang tahu bahwa dia akan mati dan segera menyiapkan dirinya untuk kematian tersebut, dan tidak terleha-leha dengan waktu yang hanya sementara ini. Segeralah kembali kepada Allah, bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat. Bertaubatlah dengan taubatan nashuha. Agar cinta Allah dan cinta anda menjadi satu dalam kesempurnaan.
“TAUBATAN NASHUSA”
Saat aku dalam keheningan malam
Aku menangisi diri mencari sebuah jawaban
Tentang dosa-dosa yang telah aku lakukan
Apakah tuhan akan memberi maaf padaku…?
Terdiam….
Dan aku terus dalam sebuah kebingungan
Tak henti aku menangis dan menangis
Berharap salah satu tangisanku
Membuat Allah mengabulkan pintaku
Aku masih dalam kegelapan…
Hatiku masih dipenuhi dengan perihal dunia
Fikiranku tak lepas dari harta dan wanita
Jasadku tak pernah puas akan syahwat
Ya Allah jadikan hamba ini Hamba yang Taubatan Nashuha
Jadikan hari-hari hamba selalu dengan ibadah
Hati yang salim
Fikiran yang bersih
Dan jasad yang mulia dari kotoran dunia
Wahai Tuhan…
Ampunilah Hamba
Bertaubatlah kepada Allah setiap waktu, dan kembalilah kepada Allah dan mohonkan hidayahnya menuju jalan cinta yang akan kita lalui. Rasulullah saja yang tertebas dari dosa bertaubat kepada Allah setiap harinya, apalagi kita makhluk yang penuh dengan dosa dan kesalahan, hari-hari kita penuh dengan dosa dan maksiat, jiwa kita kotor dan raga kita penuh dengan darah-darah dari makanan yang kita sendiri tidak tahu berasal dari sesuatu yang halal atau haram.
“Astaghfirullah”
Lempar….
Lempar saja aku ke NerakaMu
Karena dosa dan maksiat yang kulakukan sudah begitu besar
Buang….
Buang saja bangkaiku ke kandang hewan
Aku tak pantas di makamkan secara Islam
Karena aku tak pernah mengerjakan syari’at Islam
Apakah masih pantas aku digolongkan umat Muhammad
Padahal aku selalu menentang bahkan mencemo’oh orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi
Layaknya seperti Tuhan
Aku sering menghina dan meremehkan Hamba Allah
Padahal aku tidak mampu berbuat apapun selain dosa
Astaghfirullah
Habiskan hari-hari anda dengan taubat dan memohon ma’af, karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menjaga kesucian. Taubat anda akan menghantar anda kepada jalan yang suci menuju cinta sejati anda.
Cinta Sejati
Sayap-sayapku yang kupakai terbang telah patah
Bagaimana aku akan sampai kepadamu
Perahuku telah hancur
Dalam perjalanan cinta mencarimu
Seluruh kata telah kuganti dengan namaMu
Seluruh rasa telah kuberikan untuk mencintaiMu
Cinta yang utuh ini akan kupersembahkan
Mengharap cinta sejati dari pemilik cinta
Wahai pemberi rasa,
Anugerahkan rasa dalam kalbu
Penuhkan dengan cinta
Sehingga tidak ada yang lain.
Tentunya untuk mendapatkan cinta sejati dari Tuhan tidaklah semudah yang kita bayangkan, tapi tidak mustahil untuk didapatkan. Sebagai analoginya adalah untuk mendapatkan cinta seorang gadis saja, kita sebagai “pejantan tangguh” harus berkorban terlebih dahulu. Apalagi cinta dari Allah SWT, Zat termulia dan terindah.
Islam adalah agama cinta, pembahasan tentang khazanah cinta ini telah dikemukakan oleh beberapa sufi klasik islam. Dunia sufi klasik telah membuka lebar paradigma tentang cinta yang mungkin pada saat ini sudah dan hampir melupakan teori-teori cinta yang terdapat dalam teks-teks Islam itu. Rabi’ah al-adawiyah berkata dalam sebuah syairnya :
“Ya Allah”. Demikian munajatnya dalam suatu malam. “saat ini gelap telah menyelimuti bumi. Lentera-lentera telah dimatikan, dan para manusia telah berdua-dua dengan kekasihnya. Maka, inilah aku mengharapkanMu”.
Rabi’ah menyerahkan dirinya secara totalitas kepada kekasihnya, tatkala seluruh manusia memberikan cintanya kepada kekasih selain Allah. Ini adalah sebuah gambaran tentang cinta kepada Allah SWT. Cinta tidak hany sekedar kata dan janji belaka, tapi memerlukan sebuah pembuktian. Tapi sebagai manusia dengan iman kita harus meyakini
sesuatu bahwa cinta Allah diatas segalanya. Seperti FirmanNya dalam surah AL-Maidah, Ayat 45 :
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.
Dan Allah juga berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 165 :
Artinya : ”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.
Dari kedua ayat diatas Allah menggambarkan kepada kita Allah akan menurunkan kepada penduduk bumi Ahli-Ahli cinta untuk memberikan kedamaian kepada seluruh umat islam dan akan menggetarkan orang kafir akan cinta Islam. Dan Allah memberikan awarning tentang siksaan bagi Pecinta selain Allah.
Cinta Islam meliputi semua hal dan selalu ada setiap zaman dan mampu menembus waktu dan ruang, karena cinta adalah suatu yang abstrak, dan keabstarakan cinta yang memberikan sentuhan lebih indah terhadap cinta itu sendiri.
Bagaimana umat Islam mampu mengimplementasikan gerakan cinta Allah ini dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tauladan bagi seluruh umat di dunia bahwa hanya dengan cinta kita akan damai, dan kedamaian akan hadir saat kita bercinta dengan Zat termulia.
Inilah yang menjadi landasan setiap Ahli-Ahli Allah di dunia dalam menyikapi kehidupan dunia yang begitu bobrok dan hancur. Jika tidak dari sekarang kita memulai untuk mencintai Allah maka kita kan menjadi orang yang tak punya hati, dan saat itulah kita akan menghalalkan segala cara dan menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah.
Karena cinta Mansyur Al-Hallaj rela mati demi Allah, bukti dari kecintaan itu akan menjadi sebuah sejarah. Karena cinta tak akan lekang dimakan usia, berabad yang lalu cinta Al-Hallaj bersemi tapi harumnya masih tercium sampai sekarang. Itu adalah sebuah realita cinta yang begitu indah. Pecinta akan memberikan apapun untuk yang dicintaiNya, nyawa dan raga bukan sesuatu yang lebih berharga dari CINTA.
BERJUMPA DIRI
Betapa mulia Rasulullah yang menatapMU
Hilanglah dunia dan isinya saat perjumpaan
Tak ada syurga dan neraka dalam fikiran
Nikmat mengalir diseluruh jasad Penuhi dengan nur sejati
Pemilik dari yang memiliki
Kutunggu saat perjumpaan
Hilang segala kenikmatan
Saat puncak segala rasa di kelopak mata
Kalahkan seluruh lezat dunia
Bergetar seluruh tubuh saat kehadiran
Walau tak nyata dalam bayangan
Yang ada hanya kekosongan
Berisi dengan kesempurnaan
Kenikmatannya hilangkan segala Tanya
Lenyapkan keraguan
Yang ada hanyalah penantian
Bila saat perjumpaan sejati
Seperti berjumpa dengan diri
Setelah Proses cinta telah dimulai maka kita sebagai makhluk yang lemah akan terus menggali dan mencari nuansa keindahan Allah dengan jalan “bertemu dengan Allah”. “Dirikanlah shalat seolah-olah engkau melihatKu, tapi jika egkau tak mampu maka Aku selalu melihatMU”. Perkataan ini sarat dengan nilai ketuhanan, dan penuh dengan cinta karena yang mampu bertemu dengan Allah hanya orang yang mencintaiNya dengan hakikat cinta ahli syurga.
Allah adalah LA TA’YUN dan tak ada satupun yang mampu menembus rahasia Allah tersebut. Allah memberikan kepada kita sebuah amanah cinta pada apa yang telah diciptakanNya di dunia ini. Jika cinta kita telah meliputi semesta alam ini maka Allah akan menampakkan dirinya dalam manifestasi kesempurnaan ciptaanNya.
Saat Rasulullah menerima perintah Shalat, beliau diberikan kado terindah dari Sang Pencipta yaitu bertemu dengan yang dicintaiNya. Allah akan memberikan kado tersebut kepada siapa saja yang mengganti seluruh cinta di hatinya hanya untuk Allah.
“KADO TERINDAH”
Ya Allah…
Hari ini aku rasakan begitu besar CintaMu pada hambaMu ini…
Ya Allah…
Begitu banyak keindahan dalam kehidupanku, sampai aku lupa itu datang dariMu
Ya Rabb…
Hari ini Kau berikan Hadiah terindah yang tak akan pernah aku lupakan sampai aku menutup mata ini…
Wahai Tuhan…
Walau hanya terbaring di kesakitan, aku dapat merasakan cinta dan kasih sayang yang Kau anugerahkan pada hamba yang selama ini hidup dalam kesombongan dan dalam kegelapan dosa….
Alhamdulillah… Alhamdulillah
Engkau sadarkan aku dari tidurku yang sudah begitu lama mengurungku dalam buaian kenistaan dunia yang membuat aku bermimpi akan bahagia…
Engkau buka hatiku dengan cahaya yang begitu indah walau aku tak sanggup buka mataku ini…
Wahai yang memiliki nafas ini…
Sakit ini hanyalah media agar aku sadar bahwa engkau tak pernah mengurangi cintamu padaku sedikitpun…
Sakitku ini adalah ampunan dariMu saat aku tenggelam dalam lautan kefasikan yang begitu dalam…
Sakitku ini adalah bukti bahwa kau selalu menyayangiku dan terus mengawasiku…
Ya Allah….
Cintamu yang begitu Agung kujual dengan sesuatu yang tak berharga…
Cintaku kuberikan pada onggokan daging dan belulang yang pasti binasa…
Dan cintaku terhadap dunia ini membuat aku jauh dariMu Ya Allah…
Tapi, lewat sakit ini aku syukuri semua cinta yang ada pada diriku lewat ibadah…
Aku sadar bahwa cinta yang aku semai di dunia tak akan pernah berbuah jika cintaku terpatri untuk dunia…
Dan aku tanamkan dalam hatiku bahwa cinta ini hanya pantas aku berikan kepadaMu karena engkaulah Sang Pemilik Cinta…
Terima kasih Ya Allah atas Kado indah ini…..
Alhamdulillah
Seluruh manusia mempunyai kesadaran akan nilai ketuhanan dan berusaha untuk menghampirinya, rasa ketuhanan adalah perbendaharaan dasar dari seorang insan, karena pada dasarnya manusia merupakan manifestasi kesempurnaan Tuhan. Tapi kebanyakan manusia baru menyadari nilai-nilai tersebut ketika telah mendapat terguran dan peringatan dari sang pemilik ruh mulia ini. Mereka introspeksi diri mereka yang lemah menghadapkan wajah kepada yang Maha Sempurna.
Insan Kamil Mukammil adalah gelaran yang diberikan pada manusia yang telah menghadapkan wajah bathiniyahnya kepada wajah Agung Allah secara kaffah. Manusia akan merasakan getaran ketuhanan melalui beberapa tahap keruhanian yang diindakasikan dengan titik pada huruf. Titik adalah tanda nafsu keduniaan yang mengakibatkan manusia tidak bisa menghadapkan wajahnya secara terus menerus. Titik itu yang mengombang ambingkan diri sejatinya seorang manusia dan mengakibatkan manusia tersebut semakin jauh dari Allah Pemilik Jiwa. Titik tersebut adalah nafsu yang menggerogoti dan menjatuhkan manusia dari alam ketuhanan jatuh terjerembab ke alam rendah insaniyah bahkan banyak manusia yang telah dikuasai titik tersebut dan titik itu menggiring mereka ke alam hewani yang sangat rendah. Sejatinya manusia yang telah mengenal Tuhannya akan menjadi bangkai berjalan, tak mempunyai nafsu rendah dan memilki nafsu syurga.
“BANGKAI BERJALAN”
Bukanlah raja yang akan mencukupi rizkimu saat engkau dalam kekurangan
Bukanlah tabib yang akan sembuhkan jika engkau dalam sakit yang berkepanjangan
Bukanlah kekasih yang akan menghilangkan rindu saat engkau dalam kesendirian
Engkau hanyalah bayi kecil
Engkau adalah orang mati
Engkau tidak lebih dari bangkai berjalan
Bukankah diammu adalah diamNya Allah, dan gerakmu adalah GerakNya jua.
Tak ada sedikitpun diluar kekuasaan ilmu Allah
Semuanya ada dalam genggamanNya
Bukalah mata hati agar dapat mengerti makna seorang bayi
Bukalah mata hati agar kau tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang mati
Bukankah hakikatnya engkau tiada
Yang Ada hanyalah Zat Allah SWT
Ya Rabb jasad ini
Berilah Hamba ilmu sejati
Hingga Hamba dapat mengenali hakikat diri
Dan dapat merasakan Zat Kesempurnaan yang Kau miliki.
Manusia hanyalah bayi kecil, orang mati dan tak lebih dari bangkai berjalan. Semua kekuatan dan kekuasaan adalah milik Allah dan kita hanya manifestasi dari kekuatan tersebut. Jika Allah berkenan memberikan kesejatian ilmu, maka kita akan merasakan indahnya hidup bersama Allah disetiap waktu dan di seluruh tempat, kita selalu dan selalu bersama Allah.
Kesejatian diri dan kesejatian ilmu hanya dapat diperoleh ketika kita telah memfana’kan jasadiyah kita kepada diri bathiniyah. Tentunya dalam perjalanan ini kita tidak bisa serta merta meninggalkan jasad ( Syariat ). Karena hakikat tanpa syariat akan menjadi sia-sia belaka. Syariat merupakan pencerminan jiwa suci hakikat diri, tidak akan mungkin didapati kesempurnaan pengenalan tanpa melewati jalan jasadiyah ini.
INSAN SEJATI
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Sebelum kita membicarakan konsep Ana Al-Haq lebih jauh kita seharusnya kembali kepada tuntunan syariat secara benar, baru setelah itu pemahaman kita terhadap Tuhan dapat kita luruskan dan kita dapat menarik garis merah terhadap ungkapan mulia tersebut. Kita harus mengerjakan perintahNya zahir dan bathin serta menjauhi laranganNya serta redha atas keputusan azaliNya. Tidak ada perubahan dari ketetapan Allah, dan Allah telah mengetahui segala sesuatu tentang makhlukNya. Alangkah lebih baik jika kita redha atas apa yang telah diputuskan Allah, daripada kita menolak sesuatu dan menentang sesuatu di luar kekuasaan kita sebagai makhluk.
“KETETAPAN AZALI”
Aku tahu…
Rizkiku tidak akan pernah diambil orang lain
Karenanya aku sabar dalam ikhtiar
Aku tahu…
Allah telah persiapkan jodoh untukku
Karenanya aku ikhlas dalam penantian
Aku tahu…
Maut pasti datang padaku
Karenanya istaqamah aku dalam pengabdian
Rizkiku kusyukuri
Jodohku kubanggakan
Mautku sudah lama kunantikan
Karena semuanya adalah nikmatmu
Yang sudah menjadi ketetapan azali
Bagi setiap makhlukmu
Saat maut telah datang
Sempurnalah rizki dan jodohku
Bertemu Tuhan seru sekalian Alam
Yang telah aku dambakan siang dan malam
Sebelum kita bertanya tentang konsep WAHDATUL WUJUD yang kontoversial bagi beberapa ulama, kita seharusnya berbenah diri dan bermuhasabah tentang diri pribadi kita masing-masing, dimana kita menempatkan Allah dalam kehidupan kita. Apakah kita menempatkanNya di hati kita atau kita hanya tempatkan Dia di KTP saja sebagai bikti bahwa kita beragama. Jangan sampai kita menjadikan Allah sebagai second place dalam kehidupan kita, kita harus segera memperbaiki diri dan menjaga hati agar waktu yang tersisa dapat kita gunakan untuk bercinta dengan Allah.
“WAKTU”
Waktu membawa sebuah pesan kedalam hati yang terhanyut dideras gelombang kehampaan…
Waktu memberi harapan akan sebuah cinta di kejauhan lembah kesendirian…
Waktu telah cukup menjadi guru untuk mencari kesejatian hidup…
Waktu adalah teman sejati yang selalu bersama dalam tangis dan air mata…
Waktu juga sebagai orang tua yang telah membesarkan anak kecil yang lemah penuh dengan angan dan pinta…
Waktu adalah senjata yang bisa menolong tetapi terkadang dia juga bisa membunuh…
Waktu terus bergulir dan tak akan pernah berhenti sampai akhir dari sebuah cerita…
Waktumu hanya tinggal satu tarikan nafas saja…
Waktumu hanya beberapa kedipan mata…
Waktumu tak lebih dari selangkah kaki lemahmu…
Waktumu tak lebih dari satu gerakan…
Gunakan waktumu untuk cinta…
Karena waktu begitu berharga untuk sebuah kebencian…
Gunakan waktumu untuk ibadah…
Karena waktu sangatlah mulia untuk sebuah dosa…
Waktu adalan intan yang harus kau jaga dan pelihara dari sebuah kebusukan yang akan membuatmu menyesal saat waktumu telah berakhir…
Waktu terus berlalu, dimana kita berada sekarang, menjadi apa dan siapa kita nantinya adalah proses panjang yang memerlukan sebuah kesabaran dan riadah tanpa henti. Jangan sampai waktu dipergunakan dengan sia-sia dan tanpa makna, karena setiap diri harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Proses panjang pembentukan gelar sebuah ketaqwaan merupakan sebuah penjara diri, agar taqwa yang telah diraih tidak menjadi kemunafikan dan kefasikan belaka.
Proses ketaqwaan harus dilalui melewati fase syariat, tentunya kaidah ini harus menjadi landasan setiap muslim yang akan menjalani jalan tasawwuf. Tidak akan pernah tasawwuf yang dijalani tanpa pengetahuan tentang syariat yang benar dan total. Komparasi antara syariat dan tasawwuf adalah kesempurnaan dalam proses pencarian Tuhan. Contoh kecilnya adalah wudhu, kita akan mengerti nilai-nilai tasawwuf yang terkandung dalam wudhu itu ketika kita sudah mengamalkannya dengan kaidah-kaidah syariat yang benar dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“WUDHU”
Kuberdo’a agar terbebas dari hadats jasad
Tetapi jiwaku penuh dengan najis yang begitu kotor
Tanganku kubersihkan dengan Agungkan Nama Tuhan
Tapi tangan ini tak pernah berhenti menzhalimi dan mengambil hak orang lain
Lisanku kubersihkan dengan air cinta
Agar terjaga dari perkataan sia-sia yang tak berguna
Kemudian air makrifat kumasukkan kedalam hidungku
Semoga Allah jadikan tiap tarikan nafasku dipenuhi dengan zikir padaNya
Lalu wajah kotorku kusiram dengan air suci dari telaga al-kautsar
Dengan harapan wajah ini berseri-seri dengan cahaya indah saat berjumpa dengan Sang Kebenaran
Tak lupa lenganku kucelupkan kedalam air puja dan puji
Sambil berharap agar lengan ini ada hanya untuk membantu sesama
Selanjutnya telingaku kubasuh dengan air kebesaran Allah
Aku berharap agar apa yang aku dengar hanyalah keagungan Tuhan dan aku dijauhkan dari pendengaran yang membawa dosa
Kepalaku kubasahi dengan air tauhid
Agar fikiranku terbebas dari belenggu keduniawian
Akhirnya kakiku kumasukkan kedalam air taqwa
Semoga Allah bimbing langkah ke jalan yang penuh ridha…
Subhanallah….Alhamdulillah….Wa La ilah illallah
Allahu Akbar
Ya Allah jadikanlah wudhu sebagai perhiasan di kala aku hidup
Menjadi cahaya saat aku dalam kegelapan barzakh
Dan yang menjadi pembeda saat semua manusia dalam keadaan telanjang
Ketika muslim sudah mengetahui hakikat dari jalan syariat yang dia jalani, maka pintu-pintu hikmah akan terbuka, dan muslim tersebut akan lebih menghargai kehidupannya dan mencintai kehidupan dengan menjalankan syariat itu secara kaffah. Ketika kita telah menjalankan syariat dan mengerti makna hakikat dari wudhu itu sendiri, kita akan lebih mencintai ibadah-ibadah syariat tersebut, kita akan terbebas dari belenggu ritual dan pelepasan kewajiban belaka. Dan kita akan menuju fase berikutnya yaitu melepaskan diri dari penyakit-penyakit dalam jiwa yang menjadi penghalang (hijab) antara kita dan Tuhan.
“NAFSU DIRI”
Kusirami tubuh ini dengan nafsu
Untuk menguji diri ini
Apakah aku masih manusia atau telah berubah menjadi binatang
Atau aku ini adalah Tuhan
Aku terus dalam kebingungan dan kebingungan
Mencoba melawan diri sendiri
Untuk melenyapkan kebinatangan diri
Menjadi Rabb bagi jasad ini
Bila Rabb telah kembali
Jasad hina dan rendah ini tak akan ada arti
Kembali ke pangkuan sejati
Nafsu hanya penghias diri
Ketika nafsu telah menguasai kehidupan kita, tidak ada lagi kebahagiaan dan cinta. Yang ada hanya ego dan kepentingan untuk memuaskan nafsu yang telah menguasai kehidupan kita. Tidak ada lagi hamba, yang ada kita mencoba menjadi Tuhan dan berjalan di atas muka bumi dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Berjalan seolah-olah kita adalah pencipta dan berani menggunakan selendang Tuhan yang tidak layak satu orang makhluk di muka bumi ini untuk menggunakan dan memamerkannya. Kita telah terjebak oleh nafsu yang membinasakan iblis dan menjadikannya terkutuk dan makhluk hina. Jangan sampai makhluk yang tercipta dengan kemuliaan menjadi tidak lebih dari hewan karena nafsu yang telah menggerogoti jiwa raganya.
“Seribu Cahaya Hewani”
Kosong….
Telah rasuki diri
Penjelmaan dari titik-titik hitam yang menghilangkan seribu cahaya
Dari hati para pencinta
Dahaga yang lama tertahan
Dilampiaskan dengan nafsu hewan
Lapar yang tak terhingga
Binasakan rasa hakikat cinta
Kenikmatan sesaat dunia
Telah hancurkan tembok-tembok taqwa
Runtuh menjadi puing dan bongkahan belaka
Tanpa arti dan makna
Kemulian yang disandang
Berkat ruh yang mulia
Telah menjadi hina
Tak lebih dari seekor hewan
Manusia-manusia yang telah dikuasai oleh nafsunya tidak lebih dari seekor hewan yang hina, bagaimana kita akan berjumpa dengan Al-Haq jika diri dan jiwa kita masih dalam sebuah kegelapan nafsu dan hitamnya hati dengan kesombongan dan keangkuhan.
Dan jangan sampai syariat yang kita lakukan menciptakan manusia-manusia yang sombong atas ibadah dan ilmu yang ia miliki dan menjadikan ia buta terhadap sang Maha Cinta. Jika syariat membuat kita menjadi orang yang celaka dan orang yang hina, cepatlah bertaubat dan kembali pada naluri diri yang sempurna, kembali kepada Tuhan dengan menghambakan diri secara kaffah tanpa ada sedikitpun rasa pamrih dan rewards atas apa yang telah kita lakukan. Jangan sampai ibadah-ibadah syariat menjadikan kita orang yang hina dan tidak mendapatkan apapun selain kehinaan dan dosa belaka.
“Kebodohan”
Kapalku Terdampar Ditepian Laut Syariat
Saat Berlayar Mencari Hakikat…
Yang Kudapati Hanya Pasir Dan Buih
Tak Ada Haq Yang Kutemukan
Kocoba Berkhidmat Kepada Guru
Bertahun-Tahun Duduk Mendengarkan Ilmu
Jauh Dari Makrifat Sejati
Yang Tumbuh Hanya Kesombongan Dan Kebanggaan
Pergiku Dari Semua Guru
Mencari Tuhan Lewat Rasa
Hilangkan Diri Yang Masih Ada
Berharap Akan Jumpa Sang Pencipta
Oh… Bodohnya
Aku Berfikir Ilmuku Akan Mengantarku Pada Tuhan
Aku Menganggap Pengetahuan Akan Memberiku Jalan
Ternyata Hanya Kebodohanku
Yang Bisa Membuat Aku Bertemu Dengan Seru Sekalian Alam
Guru dan ilmu hanya sebuah sarana yang dapat kita gunakan untuk mencari Tuhan, ketika kita dalam proses pencarian tersebut, guru dan ilmu sudah tidak ada dan bukan merupakan kewajiban untuk memilikinya. Maha Guru kita adalah Tuhan, Allah akan memberikan hidayah kepada siapa saja yang ia kehendaki, dan akan memberikan ilmu ma’rifat kepada yang ia kehendaki pula. Tidak ada jalan bagi orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah, jalan itu adalah hak prerogative Allah yang tidak akan berubah dan tidak akan pernah berlabuh kepada kapal-kapal yang belum mengenal nahkodanya.
“MAHA GURU”
Matikanlah dirimu dari seluruh makhluk
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari nafsu
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari kehendak dan keinginan
Maka Allah akan merahmatimu dengan seribu hikmah.
Setelah kau lewati kematian-kematian itu
Allah akan memberi kehidupan abadi.
Engkau akan menjadi pemecah semua masalah
Dan seluruh makhluk kan memberikanmu hadiah
Kata-kata yang keluar dari mulutmu penuh dengan nesehat dan kebijaksanaan
Engkau akan menjadi titik akhir sebuah kewalian
Shalatmu yang mengakibatkan daun tumbuh
Puasamu mengakibatkan air sungai mengalir
Dan saat engkau berzakat maka maka bunga-bunga akan mekar dan mengeluarkan aroma wangi yang begitu harum
Seluruh manusia berkhidmat padamu seperti mereka berbondong-bondong menuju Baitullah.
Kini engkau adalah Maha Guru yang amat mulia.
Fase ini memerlukan proses dan hidaya dari Allah, ketika Allah memberikan hidayah, maka berpalinglah dari seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Jangan sampai cinta kita terbagi dengan sesuatu yang selain Allah. Anugerah ma’rifat ini harus dijaga dan dipelihara, ketika manusia telah mendapatkan hal ini tidak ada lagi yang penting selain Allah dan hanya cinta kepada Allah dan hanya bersama Allah saja kita akan hidup dan hanya dengan Allah saja kita menghabiskan hari-hari yang kita lalui dan hanya bersama Allah saja kita menghabiskan waktu kita. Hanya Allah dan hanya Allah. Kita akan merasa ramai saat sendiri, dan merasa sendiri disaat ramai. Dan anda akan menjadi raja bagi diri anda sendiri, tidak ada yang dapat memberikan perintah kepada anda, karena anda telah menggunakan dan berpakaian raja, anda adalah raja bagi diri anda dan dunia anda.
”MAHKOTA RAJA”
Hatiku pecah karena agungkan DiriMu
Relung hatiku menjadi kosong karena telah kuganti dengan NamaMu
Tanganku selalu menengadah agar aku diberi rahmat berjumpa
Mataku selalu basah dengan muhasabah karena cinta
Wahai Rabb….
Tenggelamkan aku kedalam lautan makrifatMu
Jadikanlah aku SahabatMu
Dan lepaskan aku dari ikatan kebendaan
Mengharapkan pertolongan dari tuhan-tuhan dunia
Ya Allah…
Jadikan aku seperti malaikat
Yang terbebas dari kehendak diri sendiri
Jadikan aku seperti nabi
Yang terbebas dari nafsu badani
Saat semua Kehendak dan nafsuku telah mati
Aku akan berjumpa dengan Al-Haq
Pakainku indah penuh cahaya
Dan aku bermahkota Raja Semesta
Tentunya sebelum anda menjadi seorang raja, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan dalam proses pencapaian diri yang mulia ini. Anda akan mencari dan terus mencari jalan yang akan menunjukkan anda jalan untuk datang menuju pintu istanaNya Tuhan. Anda akan menjadi musafir, mencari Allah dengan bantuan manusia lain yang dapat menunjukkan jalan tersebut, setelah anda menemukan jalan itu anda akan berjalan dengan kesendirian anda tanpa rasa takut dan hanya dengan rasa syukur dan rasa cinta.
“MUSAFIR GILA”
Aku hanyalah orang gila yang menanti mukjizat di balik serangkaian dosa….
Aku bersujud harapkan tuhan anugerahi cinta dikedalaman hati yang penuh dusta…
Ku berdo’a agar diberikan pelita yang terang tuk suluh langkah yang gelap diselimuti dengan syahwat.
Kumeminta tongkat sang raja untuk tuntun arah kaki sang musafir gila menuju kedamaian jiwa yang penuh dengan angan dan cita-cita….
Aku tersesat di hutan kefasikan yang dipenuhi pohon-pohon dosa dan semak-semak nista.
Aku berharap cahaya itu datang agar aku dapat keluar dari kekerdilan jiwa yang membelenggu rasa dan cinta…
Akhirnya aku berhenti di sebuah titik pencarian yang membuat aku menjadi musafir sejati….
Titik itu tunjukkan cahaya kebenaran tentang falsafah kehidupan….
Perjalanan sang musafir diakhiri dengan senyum bangga dan penuh rasa syukur…
Karena mukjizat yang ia cari dan harapkan selama ini tidak lain hanyalah sebuah cinta dari orang yang mencintai karena Allah…
Musafir tertawa karena ia memiki cinta Allah dan Cinta dari orang yang mencintai Allah…..
Bahagianya sang Musafir gila mendapat hal terindah dalam hidupnya…
Cinta Dari Allah dan Cinta dari orang yang mencintai hanya karena Allah…
Ketika anda dalam perjalanan, anda akan bertemu dengan manusia-manusia yang berkepala hewan. Manusia-manusia yang hidup demi nafsu belaka dan hanya hidup untuk dunia dan tidak pernah berfikir tentang hari akhir. Mereka asyik dan terus asyik dengan nafsu dan hidup dengan penuh rasa bangga atas sebuah pencapaian semu yang pasti akan berakhir. Manusia-manusia ini pasti akan kita temui, manusia-manusia tanpa rasa syukur dan terima kasih, terlahir sebagai manusia yang utuh tapi hidup dengan watak dan fikiran hewan (binatang). Fenomena manusia yang bertingkah seperti layaknya seelor hewan tidak hanya ada pada zaman ini, fenomena-fenomena ini akan terus mengisi dunia dan akan terus bertambah hingga akhir dari seluruh masa. Berlindunglah kepada Allah agar kita semua terhindar dari perihal tersebut dan dijauhkan dari manusia-manusia tersebut. Agar proses pencarian cinta kita tidak terhenti dengan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mengerti cinta dan tidak menghargai cinta yang telah salah dalam mengartikan cinta Allah kepada dirinya.
“MANUSIA BERKEPALA HEWAN”
Air cinta basahi sekujur tubuh
Sejukkan jiwa yang gersang
Berikan rasa yang indah dalam sanubari
Mengalir lewat nafsu syurga
Kupeluk dan kurangkul dalam keabadian
Enggan berpisah walau dalam satu tatapan
Selalu ingin dalam kemesraan
Saat tak ada manusia yang berkepala hewan
Ketika jiwa telah bersatu
Tiada lagi aku dan kamu
Yang ada hanya kelezatan syurga
Yang dicari ahli ibadah dalam ritualnya
Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tersesat, yang tidak tahu arah kita dalam melangkah dan bingung kemana arah melangkah. Semoga Allah memberikan kita seribu mutiara yang akan selalu menuntun jalan kita menghadap Cinta sejati yaitu Allah.
“Samudera Mutiara”
Mereka Tersesat Di Tepi Pantai Kebingungan
Mencari Mutiara Kehidupan
Padahal Mereka Berkalung Indah Mutiara
Mereka seperti Babi Yang Dikalungi Intan
Kemudian Mereka Berteriak :
Tuhanku…!
Dimana Engkau Wahai Tuhan
Mereka Terus Mencari Dan Mencari
Padahal Yang Dicari Sangatlah Dekat
Lebih Dekat Dari Urat Lehernya Sendiri
Mereka Seperti Ikan Yang Mencari Air Di Lautan Luas
Ya Allah Ya Rabbi
Berilah Pengemis Ini Hadiah Agung
Karena Engkau Selalu Mengabulkan Do’a
Kami Tidak Meminta Syurgamu
Yang Kami Inginkan Adalah Dirimu
Agar terhindar dari tipe manusia-manusia berkepala hewan dalam proses pencarian Tuhan, maka asingkan diri dari keramaian dan jauhkan diri dari manusia yang hanya perduli terhadap dirinya saja.
“PENGASINGAN”
Kuhabiskan waktuku dalam pengasingan
Sendiri dari keramaian
Jauh dari hiruk pikuk peradaban
Yang terpoles indah berbalut kemunafikan
Kefaqiran membuat aku sadar akan makna syukur
Zuhud membuat aku hidup bahagia
Sendiriku hanya bertemankan Allah
Dalam pengasingan ini hatiku terbuka
Menerima ilmu hikmah yang indah
Meyakini benar akan kebesaranMu
Agungkan Dirimu di keheninganku
Aku jadikan Allah sebagai Teman dan Sahabatku
Tempat aku bersandar dan mengadu
Karena hanya Dia yang selalu bersamaku
Tak pernah sedetikpun tinggalkanku
Akhirnya pengasingan ini berakhir
Saat teman sejati telah memanggil
Waktu yang kutunggu telah datang
Saat tidak ada lagi kemunafikan
Dalam teologi islam terdapat tokoh-tokoh yang mencetuskan wacana kontroversial yang tersimpan indah dalam khazanah ilmu Islam. Salah satunya adalah Mansyur AL-Hallaj lewat Prinsip WAHDATUL WUJUD yang memberikan nuansa keindahan tentang Islam yang dipandang sebagai sebuah kesesatan pada zamannya, begitu juga yang terjadi dengan A’yan Al-Qudait, Hamzah Fanshori serta Syech Siti Jenar lewat Manunggaling Kaulo Gustinya. Apakah tokoh-tokoh itu yang sesat? Atau peengikutnya atau orang Islam pada saat itu yang tidak dapat mengartikan cinta yang begitu besar dari tokoh-tokoh tersebut kepada Tuhannya, roda-roda cinta yang terputar itu terlalu indah sehingga mereka tidak dapat menghentikannya dengan sekedar rem saja, tapi harus memetahkan lidi-lidinya dan menghancukannya agar roda tersebut tidak berputar lagi.
Keyakinan akan kebenaran Tuhan yang terpatri dalam sebuah bajana emas yang terbungkus rapi di dalam kaca-kaca yang dijaga siang dan malam sehingga menyibak tabir rahasia Tuhan, tapi alangkah ruginya ketika tabir tersebut terbuka umat Islam menutupnya kembali dengan dalih sebuah kesesatan dan kekafiran. Jadikan diri kita raja bagi diri kita sendiri, jangan sampai kita terpengaruh dengan faham-faham yang mengatas namakan Islam tapi didasari dengan kebencian.
“RAJA BODOH”
Wahai raga yang begitu perkasa…
Kau berjalan diatas muka bumi dengan tebarkan aroma kesombongan dan keangkuhan…
Apakah kau lupa, engkau nantinya akan menjadi renta dan tak berdaya…?
Wahai jasad yang begitu mulia…
Kau memandang manusia dengan pandangan yang penuh kebencian…
Apakah kau tidak tahu bahwa manusia-manusia itulah yang akan mengusungmu dalam sebuah keranda saat engkau menjadi jasad buangan…?
Wahai tubuh yang sempurna….
Kau hinakan seluruh makhluk Allah dengan kecantikan yang sejatinya hanyalah sementara…
Apakah kau tidak sadar… bahwa tubuh itu akan menjadi keriput dan tua…?
Wahai badan yang indah….
Kau anggap dirimu adalah raja dan kau tega memperbudak sesama….
Apakah kau yakin bahwa kerajaan yang kau miliki masih akan ada esok pagi, saat matahari hadir tuk sadarkan para raja yang lupa siapa dirinya…?
Bangunlah….. Bangunlah…..!
Saat ini engkau sedang tertidur, dan engkau terbuai dalam mimpi dunia yang mabukkan raja-raja sepertimu…
Sadarilah bahwa kerajaan yang engkau bangun akan hancur saat kematian menjemputmu
Sadarilah engkau akhirnya hanya akan menjadi onggokan daging tak berharga….
Persiapkan dirimu sebelum fitnah kubur datang padamu
Pada saat itu tidak ada gunanya keperkasaan, kecantikan dan kemuliaan…
Gelar raja yang kau sandang akan segera terbuang…
Dalam kegelapan itu kau akan benar-benar menjadi hamba sahaya….
Dan pada saat itu yang dapat menolong dirimu hanyalah amal ibadahmu saat engkau berada di kerajaan dunia….
Jika kau adalah raja bijaksana
Maka bekalilah dirmu dengan bekal sebanyak-banyaknya….
Karena perjalanan yang akan kau tempuh sangatlah jauh….
Jika kau hanya membawa bekal seadanya…
Itu berarti kau adalah raja yang sangat bodoh…
Kemurnian hati dalam menyikapi setiap persoalan kehidupan tergambar dari sikap Syech Abdul Qadir Al-Jili yang mengatakan jika Mansyur Al-Hallaj hidup pada masaku tidak akan pernah kubiarkan satu orangpun mendekati Kekasih Allah tersebut, apakan lagi menyakitinya. Setiap orang memimpin kerajaannnya masing-masing, dan setiap diri akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka perbuat di muka bumi ini, kebaikan dan keburukan yang terjadi atas jasad ini merupakan tanggung jawab sang raja. Karena kebebasannya dalam memimpin terkadang kita akan mendapat kecaman dan hinaan dari raja lain, karena mereka merasa terusik dengan kebebasan raja-raja seperti Mansur Al-Hallaj yang tidak memerlukan bantuan raja manapun dalam perihal cinta pada Tuhannya yang mengakibatkan timbul fitnah yang mengatas namakan syari’at agama yang kemudian memberikan vonis hukuman kepada sang raja yang seharusnya diberikan penghargaan atas pencapain sebuah kebebasan dan kemuliaan diri saat selalu bersama Tuhan dan telah menghilangkan makna Syurga dan Neraka dalam sebuah ibadah, karena hakiat ibadah adalah saat bertemu dan bertatap wajah.
WAJAH AGUNG
Dalam gelap malam aku terjaga
Diterang cahaya aku memejamkan mata
Harapkan sinar dari sang Pencipta
Yang hembuskan cinta kedalam hati yang telah mati
Ketika cinta datang isi kekosongan jiwa
Bertebaranlah warna putih yang selimuti kegelisahan
Sinarnya mampu hancurkan kebendaan
Hilangkan keangkuhan dan kesombongan
Wahai Rabb….
Aku telah membodohkan diri
Mendamba cinta dari kehambaan
Inginkan hidup dari kematian
Citakan syurga untuk kediaman
Tapi dambaku menjadi bangkai
Inginku ciptakan siksa
Citaku wujudkan neraka
Wahai Ilah…
Neraka dan siksa akan menjadi Syurga
Jika Kau Lihatkan Wajah
Pada Hamba yang hina
Saat-saat pertemuan merupakan ekstase terbesar dari seorang Pecinta, ketika rindu telah berkecamuk dan hati telah bergemuruh dengan rasa cinta tak berbatas. Keangkuhan serta kesombongan yang menjadi pakain kita selama ini akan kita buang-bung jauh, karena kita tidak layak untuk memakai pakaian tersebut di dunia ini.
Saya tidak pernah mencoba menggiring pembaca sekalian kelembah kebingungan, tetapi saya mencoba membawa saudara sekalin kepada hakikat sebuah cinta dengan menggali sebuah kajian Islam yang mulai di kembangkan lagi dewasa ini. Insya Allah saya akan membawakan dan memaparkan tentang WAHDATUL WUJUD dan MANUNGGALING KAULO GUSTI lewat perspektif cinta bukan dengan dalil yang terkadang berbenturan dengn kaidah dan penafsiran yang berbeda bagi setiap orang. Tapi hakikat cinta adalah sama dan universal. Tidak ada bedanya antara cinta anda dan cinta saya, karena pada hakikatnya anda dan saya adalah dua nama satu makna.
Dalam sebuah pencapaian sebuah kebenaran tentunya kita memerlukan sebuah ketenangan dan menghindari berbagai maksiat yang bathin terlebih dahulu dan secara konstan mengerjakan perintah-perintah Syari’at. Setelah itu baru kita melangkah lebih jauh dengan meninggalkan maksiat bathin dan mengerjakan ibadah bathin. Karena pencapaian sebuah kebenaran tentunya memerlukan banyak waktu dan pengorbanan, tidak akan mungkin dengan serta merta kita langsung bias merasakan nikmatnya makrifat jika tidak pernah mengerjakan dan merasakan indahnya hidup dalam Syari’at. Dan yang tidak kalah penting kita harus mencoba menjauhkan diri kita dari keramaian dunia yang cenderung mengarahkan kita kepada maksiat dan mencoba uzlah seperti yang dilakukan baginda Rasulullah SAW sebelum menjadi nabi dan Rasul.
“UZLAH”
Sudah berpuluh tahun aku hidup di mayapada yang penuh dengan polesan kepalsuan syurgawi
Hariku kulewati dengan kesia-siaan ditengah berjuta kesenangan yang sejatinya akan membawa siksa
Kutenggelam dalam mimpi dan angan berbalut indah sembunyikan syahwat hina
Kuterbakar dalam dosa yang telah membumi hanguskan kemuliaan hati dan kefitrahan diri…
Ku beruzlah,,,
Menjauhkan diri dari keramaian dunia yang akan giring aku pada kefaqiran jiwa…
Kumencari kemuliaan di padang hina yang penuh dengan kotoran berbau kefasikan…
Kuberharap bertemu Kebenaran di lembah sunyi yang di penuhi dusta dan kemunafikan…
Ku bersatu dengan kekosongan setelah sekian lama dalam penantian…
Wahai pengatur Nafas ini….
Istiqamahkan hamba dalam pengabdian
Sampai saat pertemuan tiba
Sehingga hamba selalu bersama dengan Kebenaran
Sampai saat ruh mulia kembali kepada yang meniupkan
Dengan beruzlah, kita akan tahu siapa diri kita dan kemana tujuan kita. Carilah apa yang seharusnya anda cari, dan kalau perlu carilah itu sambil berlari dan merangkak untuk mendapatkannya. Semoga Allah memberikan kita semua jalan cahaya menuju cinta sejati yang menjadi tujuan utama dari para pecinta. Dan kita semua akan bahagia dan tertawa saat kita tertidur untuk selamanya.
“TIDUR PANJANG”
Kegundahan sempat mengusik saat aku sendiri
Tak ada orang yang mau hampiri
Berjalan dengan kaki terkulai
Tak ada tujuan dalam melangkah
Kegelisahan dan kegelisahan
Bersemayam dalam jiwa yang lapar akan kasih dan sayang
Berharap akan datang seseorang
Yang akan memberikan sinar keindahan
Tapi aku sudah lama menunggu
Berharap sudah jadi sahabatku
Menghayal sudah jadi teman pengantar tidurku
Citaku hanya untuk gapai ketenangan sejati
Oh… malam kau sudah sering saksikan aku menangisi diri
Sampaikan pada pemilik ruh bahwa aku mencarinya
Sampai kapan aku terus mencari ketenangan ini
Kapankah aku akan mengenal sejatinya Tuhanku
Kapankah aku dapat bersamanya disetiap waktu
Sehingga aku dapat tersenyum saat tidur panjangku
No comments:
Post a Comment